Senin, 06 Desember 2010

Tugas Perkembangan Anak Hingga Dewasa

Tugas Perkembangan Anak Hingga Dewasa

Havighurst (1961) mengartikan tugas perkembangan adalah merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya, sementara apabila gagal maka akan menyebabkan ketidak bahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya. Tugas perkembangan ini berkaitan dengan sikap, perilaku atau keterampilan yang seyogyanya dimiliki oleh individu sesuai dengan usia atau fase perkembangannya, seperti tugas yang berkaitan dengan perubahan kematangan, persekolahan, pekerjaan, pengalaman beragama dan hal lainnya sebagai prasyarat untuk pemenuhan dan kebahagiaan hidupnya.

Tugas Perkembangan Anak

Menurut Havighurts (dalam Gunarsa, 1986) tugas-tugas perkembangan pada anak bersumber pada tiga hal, yaitu kematangan fisik, rangsangan atau tuntutan dari masyarakat dan norma pribadi mengenai aspirasi-aspirasinya. Tugas perkembangan umum pada masa anak-anak adalah sebagai berikut:

a. Mempelajari ketrampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang umum.

b. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang sedang tumbuh.

c. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya.

d. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat.

e. Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung.

f. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari.

g. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata dan tingkatan nilai.

h. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga.

i. Mencapai kebebasan pribadi.

Tugas-tugas perkembangan pada usia 0 sampai 6 tahun adalah sebagai berikut :

  1. Belajar berjalan
  2. Belajar memakan makanan padat
  3. Belajar berbicara
  4. Belajar buang air kecil dan buang air besar
  5. Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin
  6. Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis
  7. Membentuk konsep-konsep (pengertian) sederhana kenyataan sosial dan alam
  8. Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara / orang lain
  9. Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk (mengembangkan kata hati).

Menurut Elizabeth Hurlock (1999) tugas-tugas perkembangan anak usia 4 - 5 tahun adalah sebagai berikut:

  1. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan yang umum
  2. Membangun sikap yang sehat mengenal diri sendiri sebagai mahluk yang sedang tumbuh
  3. Belajar menyesuaikan diri dengan teman seusianya
  4. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat
  5. Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung
  6. Mengembangkan penngertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari
  7. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral dan tingkatan nilai
  8. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga
  9. Mencapai kebebasan pribadi

Suherman (2000) menjelaskan secara ringkas tugas-tugas perkembangan anak usia 4 - 5
tahun sebagai berikut :

  1. Berdiri dengan satu kaki (gerakan kasar)
  2. Dapat mengancingkan baju (gerakan halus)
  3. Dapat bercerita sederhana (bahasa bicara dan kecerdasan)
  4. Dapat mencuci tangan sendiri (bergaul dan mandiri)

Tugas-tugas perkembangan anak usia 6-12 tahun adalah :

1. Menggunakan kemampuan fisiknya,

2. Belajar sosial,

3. Mengembangakan kemampuan-kemampuan dasar dalam membaca, menulis, dan menghitung,

4. Memperoleh kebebasan pribadi, bergaul,

5. Mengembangkan konsep-konsep yang dipadukan untuk hidup sehari-hari,

6. Mempersiapkan dirinya sebagai jenis kelamin tertentu,

7. Mengembangkan kata nurani dan moral,

8. Menentukan skala nilai dan mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial atau lembaga (Havighurts dalam Gunarsa, 1986).

Terkait dengan tugas perkembangan anak dilihat dari segi motorik maka didapatkan tugas perkembangan anak usia 1 – 5 tahun yaitu :

Usia 1-2 tahun

Motorik Kasar

Motorik Halus

· merangkak

· berdiri dan berjalan beberapa langkah

· berjalan cepat

· cepat-cepat duduk agar tidak jatuh

· merangkak di tangga

· berdiri di kursi tanpa pegangan

· menarik dan mendorong benda-benda berat

· melempar bola

· mengambil benda kecil dengan ibu jari atau telunjuk

· membuka 2-3 halaman buku secara bersamaan

· menyusun menara dari balok

· memindahkan air dari gelas ke gelas lain

· belajar memakai kaus kaki sendiri

· menyalakan TV dan bermain remote

· belajar mengupas pisang

Usia 2-3 tahun

Motorik Kasar

Motorik Halus

· melompat-lompat

· berjalan mundur dan jinjit

· menendang bola

· memanjat meja atau tempat tidur

· naik tangga dan lompat di anak tangga terakhir

· berdiri dengan 1 kaki

· mencoret-coret dengan 1 tangan

· menggambar garis tak beraturan

· memegang pensil

· belajar menggunting

· mengancingkan baju

· memakai baju sendiri

Usia 3-4 tahun

Motorik Kasar

Motorik Halus

· melompat dengan 1 kaki

· berjalan menyusuri papan

· menangkap bola besar

· mengendarai sepeda

· berdiri dengan 1 kaki

· menggambar manusia

· mencuci tangan sendiri

· membentuk benda dari plastisin

· membuat garis lurus dan lingkaran cukup rapi

Usia 4-5 tahun

Motorik Kasar

Motorik Halus

· menuruni tangga dengan cepat

· seimbang saat berjalan mundur

· melompati rintangan

· melempar dan menangkap bola

· melambungkan bola

· menggunting dengan cukup baik

· melipat amplop

· membawa gelas tanpa menumpahkan isinya

· memasukkan benang ke lubang besar

Tugas – Tugas Perkembangan Remaja

Remaja atau adolesens adalah periode perkembangan selama di mana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasanya antara usia 13 dan 20 tahun. William Kay mengemukakan tugas-tugas perkembangan remaja itu sebagai berikut :

· Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.

· Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang mempunyai otoritas.

· Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual maupin kelompok.

· Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya.

· Menerima dirinya sendiri dan memilki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri.

· Memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup (Weltanschauung)

· Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku) kekanak-kanakan.

Tugas-tugas Perkembangan Dewasa

Sebagian besar golongan dewasa muda telah menyelesaikan pendidikan sampai taraf universitas dan kemudian mereka segera memasuki jenjang karier dalam pekerjaannya. Kehidup­an psikososial dewasa muda makin kompleks dibandingkan dengan masa remaja karena selain bekerja, mereka akan me­masuki kehidupan pernikahan, membentuk keluarga baru, memelihara anak-anak, dan tetap harus memperhatikan orang tua yang makin tua. Selain itu, dewasa muda mulai membentuk kehidupan keluarga dengan pasangan hidupnya, yang telah dibina sejak masa remaja/masa sebelumnya. Havighurst (Turner dan Helms, 1995) mengemukakan tugas-tugas perkembangan dewasa muda, di antaranya :

A. Mencari dan Menemukan Calon Pasangan Hidup

Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki kematangan fisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan tugas reproduksi yaitu mampu melakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya,asalkan memenuhi persyaratan yang syah (perkawinan resmi)

B. Membina Kehidupan Rumah Tangga

Papalia, Olds, dan Feldman (1998; 2001) menyatakan bahwa golongan dewasa muda berkisar antara 21-40 tahun. Masa ini dianggap sebagai rentang yang cukup panjang, yaitu dua puluh tahun. Terlepas dari panjang atau pendek rentang waktu tersebut, golongan dewasa muda yang berusia di atas 25 tahun, umumnya telah menyelesaikan pendidikannya minimal setingkat SLTA (SMU-Sekolah Menengah Umum), akademi atau universitas. Selain itu, sebagian besar dari mereka yang telah me­nyelesaikan pendidikan, umumnya telah memasuki dunia pekerjaan guna meraih karier tertinggi. Mereka akan mempersiapkan diri bahwa mereka sudah mandiri secara ekonomis yang artinya sudah tidak bergantung lagi pada orang tua.

Sikap yang mandiri ini merupakan langkah positif bagi mereka karena sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk memasuki kehidupan rumah tangga yang baru. Namun, lebih dari itu, mereka juga harus dapat membentuk, membina, dan mengembangkan kehidupan rumah tangga dengan sebaik-baiknya agar dapat mencapai kebahagiaan hidup. Mereka harus dapat menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan pasangan hidup masing-masing. Mereka juga harus dapat melahirkan, membesarkan, mendidik, dan membina anak-anak dalam keluarga. Selain itu, tetap menjalin hubungan baik dengan kedua orang tua ataupun saudara-saudara.

C. Meniti Karier dalam Rangka Memantapkan Kehidupan Ekonomi Rumah Tangga

Usai menyelesaikan pendidikan formal setingkat SMU, akademi atau universitas, umumnya dewasa muda memasuki dunia kerja untuk menerapkan ilmu dan keahliannya. Mereka ber­upaya menekuni karier sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki, serta memberi jaminan masa depan keuangan yang baik. Bila mereka merasa cocok dengan kriteria tersebut, mereka akan merasa puas dengan pekerjaan dan tempat kerja. Sebaliknya, bila tidak atau belurn cocok antara minat/ bakat dengan jenis pekerjaan, mereka akan berhenti dan mencari jenis pekerjaan yang sesuai dengan selera. Tetapi kadang-kadang ditemukan meskipun tidak cocok dengan latar belakang ilrnu, pekerjaan tersebut memberi hasil keuangan yang layak (baik), mereka akan bertahan dengan pekerjaan itu. Sebab dengan penghasilan yang layak (memadai), mereka akan dapat membangun kehidupan ekonomi rumah tangga yang mantap dan mapan. Masa dewasa muda adalah masa untuk mencapai puncak prestasi.

Dengan semangat yang menyala-nyala dan penuh idealisme, mereka bekerja keras dan bersaing dengan teman sebaya (atau kelompok yang lebih tua) untuk menunjukkan prestasi kerja. Dengan mencapai prestasi kerja yang terbaik, mereka akan mampu memberi kehidupan yang makmur dan sejahtera bagi keluarganya. Melakukan tugas reproduksi, yaitu mampu melakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya, asalkan memenuhi persyaratan yang sah (perkawinan resmi). Untuk sementara waktu, dorongan biologis tersebut, mungkin akan ditahan terlebih dahulu. Mereka akan berupaya mencari calon teman hidup yang cocok untuk dijadikan pasangan dalam perkawinan ataupun untuk membentuk kehidupan rumah tangga berikutnya. Mereka akan menentukan kriteria usia, pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa tertentu, sebagai prasyarat pasangan hidupnya. Setiap orang mempunyai kriteria yang berbeda-beda.

D. Menjadi Warga Negara yang Bertanggung Jawab

Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin hidup tenang, damai, dan bahagia di tengah-tengah masyarakat. Warga negara yang baik adalah warga negara yang taat dan patuh pada tata aturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini diwujudkan dengan cara-cara, seperti :

· Mengurus dan memiliki surat-surat kewarganegaraan (KTP, akta kelahiran, surat paspor/visa bagi yang akan pergi ke luar negeri),

· Membayar pajak (pajak televisi, telepon, listrik, air. pajak kendaraan bermotor, pajak penghasilan),

· Menjaga ketertiban dan ke-amanan masyarakat dengan mengendalikan diri agar tidak tercela di mata masyarakat,

· Mampu menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial di masyarakat (ikut terlibat dalam kegiatan gotong royong, kerja bakti membersihkan selokan, memper-baiki jalan, dan sebagainya).

Tugas – tugas Perkembangan Dewasa Tengah

Pada masa dewasa tengah, individu membuat kontribusi yang abadi melalui hubungannya dengan orang lain. Pada umumnya masa dewasa tengah dimulai sekitar awal samapai pertengahan 30an dan berakhir pada 60an (Edelman dan Mandle, 1994) menurut “masa tenang” dan “masa keberhasilan perkembangan” Levinson. Tugas perkembangan dewasa tengah adalah sebagai berikut :

  1. Memiliki tanggungjawab sosial dan kenegaraan sebagai orang dewasa.
  2. Membimbing anak dan remaja agar menjadi orang dewasa yang bertanggungjawab dan berbahagia.
  3. Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisik sebagai orang setengah baya.

Perubahan-Perubahan yang Terjadi pada Lansia

1. Perubahan Fisik

Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua sistem organ tubuh, diantaranya sistem pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastrointestinal, genito urinaria, endokrin dan integumen.

a. Sistem pernafasan pada lansia.

1. Otot pernafasan kaku dan kehilangan kekuatan, sehingga volume udara inspirasi berkurang, sehingga pernafasan cepat dan dangkal.

2. Penurunan aktivitas silia menyebabkan penurunan reaksi batuk sehingga potensial terjadi penumpukan sekret.

3. Penurunan aktivitas paru ( mengembang & mengempisnya ) sehingga jumlah udara pernafasan yang masuk keparu mengalami penurunan, kalau pada pernafasan yang tenang kira kira 500 ml.

4. Alveoli semakin melebar dan jumlahnya berkurang ( luas permukaan normal 50m²), Ù menyebabkan terganggunya prose difusi.

5. Penurunan oksigen (O2) Arteri menjadi 75 mmHg menggangu prose oksigenasi dari hemoglobin, sehingga O2 tidak terangkut semua kejaringan.

6. CO2 pada arteri tidak berganti sehingga komposisi O2 dalam arteri juga menurun yang lama kelamaan menjadi racun pada tubuh sendiri.

7. Kemampuan batuk berkurang, sehingga pengeluaran sekret & corpus alium dari saluran nafas berkurang sehingga potensial terjadinya obstruksi.

Sistem persarafan.

1. Cepatnya menurunkan hubungan persyarafan.

2. Lambat dalam merespon dan waktu untuk berfikir.

3. Mengecilnya syaraf panca indera.

4. Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya syaraf pencium & perasa lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.

Perubahan panca indera yang terjadi pada lansia.

1. Penglihatan

· Kornea lebih berbentuk skeris.

· Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.

· Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa).

· Meningkatnya ambang pengamatan sinar : daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, susah melihat dalam cahaya gelap.

· Hilangnya daya akomodasi.

· Menurunnya lapang pandang & berkurangnya luas pandang.

· Menurunnya daya membedakan warna biru atau warna hijau pada skala.

2. Pendengaran.

· Presbiakusis (gangguan pada pendengaran) :

Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara, antara lain nada nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata kata, 50 % terjadi pada usia diatas umur 65 tahun.

· Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis.

· Terjadinya pengumpulan serumen, dapat mengeras karena meningkatnya kreatin.

3. Pengecap dan penghidu.

  • Menurunnya kemampuan pengecap.
  • Menurunnya kemampuan penghidu sehingga mengakibatkan selera makan berkurang.

4. Peraba.

  • Kemunduran dalam merasakan sakit.
  • Kemunduran dalam merasakan tekanan, panas dan dingin.

b. Perubahan cardiovaskuler pada usia lanjut.

  1. Katub jantung menebal dan menjadi kaku.
  2. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % pertahun sesudah berumur 20 tahun. Hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
  3. Kehilangan elastisitas pembuluh darah.

Kurangnya efektifitasnya pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur keduduk ( duduk ke berdiri ) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg ( mengakibatkan pusing mendadak ).

  1. Tekanan darah meningkat akibat meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer (normal ± 170/95 mmHg ).

c. Sistem genito urinaria.

  1. Ginjal, Mengecil dan nephron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50 %, penyaringan diglomerulo menurun sampai 50 %, fungsi tubulus berkurang akibatnya kurangnya kemampuan mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurun proteinuria ( biasanya + 1 ) ; BUN meningkat sampai 21 mg % ; nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat.
  2. Vesika urinaria / kandung kemih, Otot otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekwensi BAK meningkat, vesika urinaria susah dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga meningkatnya retensi urin.
  3. Pembesaran prostat ± 75 % dimulai oleh pria usia diatas 65 tahun.
  4. Atropi vulva.
  5. Vagina, Selaput menjadi kering, elastisotas jaringan menurun juga permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya lebih alkali terhadap perubahan warna.
  6. Daya seksual, Frekwensi sexsual intercouse cendrung menurun tapi kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus.

d. Sistem endokrin / metabolik pada lansia.

  1. Produksi hampir semua hormon menurun.
  2. Fungsi paratiroid dan sekesinya tak berubah.
  3. Pituitary, Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya ada di pembuluh darah dan berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH dan LH.
  4. Menurunnya aktivitas tiriod Ù BMR turun dan menurunnya daya pertukaran zat.
  5. Menurunnya produksi aldosteron.
  6. Menurunnya sekresi hormon bonads : progesteron, estrogen, testosteron.
  7. Defisiensi hormonall dapat menyebabkan hipotirodism, depresi dari sumsum tulang serta kurang mampu dalam mengatasi tekanan jiwa (stess).

e. Perubahan sistem pencernaan pada usia lanjut.

  1. Kehilangan gigi, Penyebab utama adanya periodontal disease yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.
  2. Indera pengecap menurun, Adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir, atropi indera pengecap (± 80 %), hilangnya sensitivitas dari syaraf pengecap dilidah terutama rasa manis, asin, asam & pahit.
  3. Esofagus melebar.
  4. Lambung, rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun ), asam lambung menurun, waktu mengosongkan menurun.
  5. Peristaltik lemah & biasanya timbul konstipasi.
  6. Fungsi absorbsi melemah ( daya absorbsi terganggu ).
  7. Liver ( hati ), Makin mengecil & menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran darah.

f. Sistem muskuloskeletal.

1) Tulang kehilangan densikusnya Ù rapuh.

2) resiko terjadi fraktur.

3) kyphosis.

4) persendian besar & menjadi kaku.

5) pada wanita lansia lebih besar daripada resiko fraktur.

6) Pinggang, lutut & jari pergelangan tangan terbatas.

7) Pada diskus intervertebralis menipis dan menjadi pendek ( tinggi badan berkurang ).

a. Gerakan volunter : gerakan berlawanan.

b. Gerakan reflektonik :Gerakan diluar kemauan sebagai reaksi terhadap rangsangan pada lobus.

c. Gerakan involunter : Gerakan diluar kemauan, tidak sebagai reaksi terhadap suatu perangsangan terhadap lobus

d. Gerakan sekutu : Gerakan otot lurik yang ikut bangkit untuk menjamin efektifitas dan ketangkasan otot volunter.

g. Perubahan sistem kulit & karingan ikat.

  1. Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak.
  2. Kulit kering & kurang elastis karena menurunnya cairan dan hilangnya jaringan adipose
  3. Kelenjar kelenjar keringat mulai tak bekerja dengan baik, sehingga tidak begitu tahan terhadap panas dengan temperatur yang tinggi.
  4. Kulit pucat dan terdapat bintik bintik hitam akibat menurunnya aliran darah dan menurunnya sel sel yang meproduksi pigmen.
  5. Menurunnya aliran darah dalam kulit juga menyebabkan penyembuhan luka luka kurang baik.
  6. Kuku pada jari tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh.
  7. Pertumbuhan rambut berhenti, rambut menipis dan botak serta warna rambut kelabu.
  8. Pada wanita > 60 tahun rambut wajah meningkat kadang kadang menurun.
  9. Temperatur tubuh menurun akibat kecepatan metabolisme yang menurun.
  10. Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak rendahnya akitfitas otot.

h. Perubahan sistem reproduksi dan kegiatan sexual.

  1. Perubahan sistem reproduksi.

a) selaput lendir vagina menurun/kering.

b) menciutnya ovarium dan uterus.

c) atropi payudara.

d) testis masih dapat memproduksi meskipun adanya penurunan secara berangsur berangsur.

e) dorongan seks menetap sampai usia diatas 70 tahun, asal kondisi kesehatan baik.

  1. Kegiatan seksual.

Seksualitas adalah kebutuhan dasar manusia dalam manifestasi kehidupan yang berhubungan dengan alat reproduksi. Setiap orang mempunyai kebutuhan seksual, disini kita bisa membedakan dalam tiga sisi yaitu:

1) Fisik : Secara jasmani sikap seksual akan berfungsi secara biologis melalui organ kelamin yang berhubungan dengan proses reproduksi,

2) Rohani : Secara rohani untuk tertuju pada orang lain sebagai manusia, dengan tujuan utama bukan untuk kebutuhan kepuasan seksualitas melalui pola pola yang baku seperti binatang

3) Sosial : Secara sosial untuk kedekatan dengan suatu keadaan intim dengan orang lain yang merupakan suatu alat yang paling diharapkan dalam menjalani seksualitas.

Seksualitas pada lansia sebenarnya tergantung dari caranya, yaitu dengan cara yang lain dari sebelumnya, membuat pihak lain mengetahui bahwa ia sangat berarti untuk anda. Juga sebagai pihak yang lebih tua tampa harus berhubungan badan, masih banyak cara lain untuk dapat bermesraan dengan pasangan anda. Pernyataan pernyataan lain yang menyatakan rasa tertarik dan cinta lebih banyak mengambil alih fungsi hubungan seksualitas dalam pengalaman seks.

2. Perubahan-perubahan mental/ psikologis

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah :

a. Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa.

b. Kesehatan umum

c. Tingkat pendidikan

d. Keturunan (herediter)

e. Lingkungan

f. Gangguan saraf panca indra, timbul kebutaan dan ketulian

g. Gangguan konsep diri akibat kehilangan jabatan

h. Rangkaian dari kehilangan yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan famili

i. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran diri dan perubahan konsep diri

Perubahan kepribadian yang drastis keadaan ini jarang terjadi lebih sering berupa ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kekakuan mungkin oleh karena faktor lain seperti penyakit-penyakit.

Kenangan (memory)

  • Kenangan jangka panjang, berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu, mencakup beberapa perubahan,
  • Kenangan jangka pendek atau seketika (0-10 menit), kenangan buruk.

Intelegentia Quation

· Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal,

· Berkurangnya penampilan, persepsi dan keterampilan psikomotor terjadi perubahan pada daya membayangkan, karena tekanan-tekanan dari faktro waktu.

Pengaruh proses penuaan pada fungsi psikososial :

  1. Perubahan fisik, sosial mengakibatkan timbulnya penurunan fungsi, kemunduran orientasi, penglihatan, pendengaran mengakibatkan kurangnya percaya diri pada fungsi mereka.
  2. Mundurnya daya ingat, penurunan degenerasi sel sel otak.
  3. Gangguan halusinasi.
  4. Lebih mengambil jarak dalam berinteraksi.
  5. Fungsi psikososial, seperti kemampuan berfikir dan gambaran diri.

3. Perubahan Spiritual

Agama atau kepercayaan makin terintegarsi dalam kehidupannya (Maslow, 1970). Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat dalam berpikir dan bertindak dalam sehari-hari. (Murray dan Zentner,1970)

Daftar Pustaka

Firdaus. 2008. Perubahan–Perubahan yang Terjadi pada Lansia. (http://creasoft.wordpress.com/2008/05/05/perubahan-perubahan-yang-terjadi-pada-lansia/) [07 Desember 2009]

Anonim. 2009. Perkembangan Anak Usia Pra Sekolah. (http://www.pdf-search-engine.com/PERKEMBANGAN%20ANAK%20USIA%20PRA%20SEKOLAH%20A.%20Pengertian%20Perkembangan-html-forbetterhealth.files.wordpress.com/2009/02/perkembangan-anak-usia-pra-sekolah.html) [07 Desember 2009]

Hurluck, E. , 1990. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga

Bawean, Tutut. 2009. Tugas-Tugas Perkembangan Anak. (http://tutut-bawean.blogspot.com/2009/05/tugas-tugas-perkembangan-anak.html) [07 Desember 2009]

Anonim. 2008. Tugas-Tugas Perkembangan Remaja. (http://apadefinisinya.blogspot.com/2008/05/tugas-tugas-perkembangan-remaja.html) [07 Desember 2009]

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan vol 1. Jakarta: EGC

0 komentar:

Posting Komentar